PROKLAMASI DAN TERBENTUKNYA NKRI
I. Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu
Dan Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua Dan Muda Yang Melahirkan
Peristiwa RengasdengkloK
|
Setelah
mengetahui bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu, maka golongan
pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jln.Pegangsaan Timur
56 Jakarta.Dengan juru bicara Sutan Syahrir, para pemuda meminta agar
Bung Karno dan Bung Hatta segera memperoklamasikan kemerdekaan saat itu
juga, lepas dari campur tangan Jepang.Bung Karno tidak menyetujui usul
para pemuda karena Proklamasi Kemerdekaan itu perlu dibicarakan terlebih
dahulu dalam rapat PPKI, sebab badan inilah yang ditugasi untuk
mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
Para
pemuda menolak pendapat Bung Karno sebab PPKI itu buatan Jepang,
menyatakan kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap oleh Sekutu bahwa
kemerdekaan itu hanyalah pemberian Jepang,para pemuda tidak ingin
kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Jepang.Bung Karno
berpendapat lain, bahwa soal kemerdekasan Indonesia datangnya dari
pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan bangsa Indonesia
sendiri,tidaklah menjadi soal, karena Jepang toh sudah kalah.
Masalah
yang lebih penting adalah menghadapi sekutu yang berusaha mengambalikan
kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi, atas
dasar itulah Bung Karno menolak usul para pemuda.
Letak Rengasdengklok (tempat diamankannya Soekarno – Hatta)
Sumber : Atlas Sejarah
Akibat
perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar
pukul 04.00 dini hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa ke
Rengasdengklok,sebuah kota kawedanan di pantai utara Kabuoaten Krawang
Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengamankan kedua tokoh pimpinan
tersebut agar tidak mendapat tekanan atau pengaruh dari Jepang, inilah
yang dimaksud dengan peristiwa Rengasdengklok.Keberangkatan Sukarno
Hatta ke Rengasdengklok dikawal oleh Sukarni, Yusuf Kunto,dan Syodanco
Singgih. Rengasdengklok dipilih karena dianggap aman dan daerah tersebut
telah dikuasai oleh tentara PETA dibawah pimpinan Codanco Subeno.
Sementara
itu di Jakarta terjadi perundingan antara para pemuda dengan Mr. Ahmad
Subardjo selaku wakil golongan tua yang menjabat sebagai penasehat dalam
tubuh PPKI. Dalam perundingan tersebut dicapai kata sepakat bahwa
proklamasi akan dilaksanakan di Jakarta. Pada sore harinya, tanggal 16
Agustus 1945 Mr.Ahmad Subardjo datang ke Rengasdengklok dan mendesak
para pemuda agar membawa kembali Sukarno Hatta ke Jakarta. Setelah ada
jaminan dari Mr.Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan
dilaksanakan esok hari selambat lambatnya jam 12, maka para pemuda
bersedia membawa kembali kedua tokoh tersebut kembali ke Jakarta.
II. Perumusan Teks Proklamasi,
Setelah
sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta mengumpulkan para
anggota PPKI dan golongan pemuda. Meraka berkumpul di Jln. Imam Bonjol
no.1, dirumah Laksamana Muda maeda, kepala perwakilan angkatan laut
Jepang di Jakarta.
Rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jl Imam Bonjol No 1 (Tempat perumusan naskah Proklamasi)
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
Dalam
pertemuan di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno Hatta menemui Mayjen
Nisyimura yang menjabat sebagai kepala pemerintahan Umum Angkatan Darat
Jepang untuk menjajagi sikap resmi Jepang terhadap rencana proklamasi
kemerekaan Indonesia. Ternyata Nisyimura tetap memegang teguh tugasnya
menjaga status Quo di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak boleh ada
perubahan apapun di Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan jepang
hanya akan menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu. Akhirnya Sukarno Hatta
kembali kerumah Maeda dan mengadakan pertemuan dengan hasil keputusan
Proklamasi kemerdekaan akan tetap dilaksanakan dengan atau tanpa
persetujuan Jepang.
Melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia, diputuskan dua hal sebagai berikut :
Pertama
: diputuskan untuk segera merumuskan teks/naskah proklamasi ,adapun
yang merumuskan adalah Sukarno, Hatta dan Ahmad Subardjo,setelah naskah
selesai dirumuskan dan disetujui isinya, terjadilah perdebatan tentang
siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi, yang akhirnya atas
usul pemuda Sukarni, teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno Hatta
atas nama bangsa Indonesia, naskah kemudian diketik oleh Sayuti Melik
dengan beberapa perubahan dari hasil tulisan tangan Sukarno sebagai
konsep, yaitu :
1. Kata tempoh diubah menjadi tempo
2. Djakarta 17-8-’05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
3. Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa Indonesia.
Naskah yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang dianggap naskah yang otentik.
Perhatikan naskah proklamasi konsep tangan Sukarno dengan hasil ketikan Sayuti Melik dibawah ini.
Kedua:
diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh
Ir. Sukarno di kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.
Naskah Proklamasi yang asli tulisan tangan
Ir Soekarno
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
Naskah proklamasi yang otentik hasil ketikan Sayuti Melik dan di tanda tangani Soekarno Hatta
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
III. Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya
Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan
dibacakan di lapangan Ikada (sekarang Monas), denganmaksud agar seluruh
bangsa Indonesia mengetahuinya, akan tetapi Ir.Sukarno tidak sependapat,
karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang bentrokan antara
rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan alas an tsb, maka
disepakati proklamasi akan dilaksanakan di kediaman Ir. Sukarno dan
dibacakan oleh Sukarno Hatta.
Soekarno ketika membaca naskah proklamasi didampingi Moh. Hatta di Jl Pegangsaan Timur 56 Jakarta
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
Tepat
hari jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan
peristiwa sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Sesudah naskah proklamasi selesai dibacakan, acara dilanjutkan dengan
pengibaran Sang Saka merah putih oleh Pemuda Suhud dan eks sudanco Latif
Hendraningrat dengan disaksikan segenap yang hadir, upacara diakhiri
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.Dalam suasana yang sangat
sederhana itu telah sampailah bangsa Indonesia ke ambang pintu
kemerdekaannya. Satu persatu hadirin meninggalkan tempat dengan tenang dan dengan tekat bulat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun
hanya berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan
mengandung arti yang sangat penting dan membawa perubahan yang sangat
besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu :
1. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya
2. Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
3. Proklamasi merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Tekas proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus 1945
dan dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil
diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan pemerintah jepang yang
bernama Domei (sekarang kantor berita antara). Para pejuang di kantor
berita Domei antara lain Adam Malik,Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan.
P.Lubis. Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan
kantor berita Domei yang bernama Syarifudin berhasil masuk ke gedung
siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang RRI), uantuk menyampaikan teks
proklamsi dan pada pukul 19.00 berhasil disiarkan.
Pengibaran Bendera Merah Putih (Dijahit oleh Fatamawati)
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui media surat kabar atau pers. “Harian
Suara Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan
proklamasi. Kemudian disusul oleh “Harian Cahaya Bandung”yang memuat
pembukaan UUD. Para pemuda yang berjuang lewat pers antara lain BM DiAH,
Sukarjo Wiryopranoto, Iwa KusumaSumantri, Ki Hajar Dewantoro, Otto
Iskandar Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Madikin
Wonohito, Sumanang SH, Manai Sopiaan, Ali Hasyim dan lain lainnya.
Usaha usaha lain untuk menyebarkan berita proklamasi adalah
melalui penyebaran dan pemasangan pamflet, plakat, poster, coretan
coretan pada tembok dan kereta api. Dengan demikian dalam waktu yang
tidak lama berita proklamasi kemerdekaan Indonesia segera tersebar ke
seluruh Indonesia dan ke dunia luar.
IV. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945, maka para pejuang bangsa Indonesia mulai menata kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyusun alat kelengkapan Negara. Usaha
menyusun alat kelengkapan Negara antara lain dilakukan melalui :
a. Sidang PPKI yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya setelah proklamasi dengan keputusan :
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil presiden
3. Untuk sementara waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b. Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19 Agustus 1945 ,dengan keputusan :
1. menetapkan 12 kementrian
2. membagi wilayah RI menjadi 8 propinsi yang dikepalai oleh Gubernur
c. Sidang PPKI yang ketiga, tanggal 22 Agustus 1945, dengan keputusan :
1. membentuk Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi sebagai
Dewan Perwakilan Rakyat yang berkedudukan di Jakarta, dengan ketuanya
Mr. Kasman Singodimejo.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai satu
satunya partai di Indonesia, namun hal ini menimbulkan reaksi keras
dari berbagai kalangan yang menghendaki agar masyarakat diberi kebebasan
untuk mendirikan partai politik, hal ini mendorong keluarnya maklumat
pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 no X yang berisi tentang pembentukan
partai partai politik.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para pemuda
bekas HEIHO, PETA dan KNIL, dan anggota anggota badan semi militer
lainnya.
Pada tanggal 5 oktober 1945 pemerintah membentuk Tentara
keamanan Rakyat (TKR), sebagai panglimanya diangkat Supriyadi, namun
karena tidak pernah muncul, maka posisinya digantikan oleh Sudirman,
sedangkan sebagai kepala staf umum diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama TKR
kemudian diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), sesuai dengan
maklumat pemerintah 26 Januari 1946, dan pada tanggal 7 Juni 1947 nama
TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
V. Dukungan Spontan Terhadap Proklamasi dan Tindakan Tindakan Heroik
1. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Pada tanggal 5 September 1945, di Yogyakarta Sri Sultan HB IX
Sultan Yogyakarta menyatakan dukungan terhadap Proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Adapun isi dari pernyataannya adalah :
1. Bahwa negeri Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah Istimewa dari Negara RI
2. Bahwa
Sultan Ngayogyakarta sebagai kepala daerah memegang kekuasaan dalam
negeri Ngayogyakarta Hadiningrat, oleh karena itu segala urusan
pemerintahan dalam negeri Yogyakarta ditangan Sultan
3. Bahwa
perhubungan antara negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah
pusat RI bersifat langsung , dan sultan bertanggung Jawab atas negeri
Yogyakarta langsung kepada Presiden RI.
2. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada,
Pada tanggal 19 September 1945 di lapangan Ikada
diselenggarakan rapat untuk menyambut proklamasi kemerdekaan. Tapi
karena penjagaan tentara Jepang sangat ketat, maka rapat hanya
berlangsung singkat.Presiden Sukarno berpidato dengan singkat dan
berpesan supaya rakyat kembali dengan tenang dan mempercayakan pada
pemimpin. Rapat Raksasa di lapangan ikada menunjukkan tekad bangsa
Indonesia untuk merdeka. Arti penting rapat raksasa di Lapangan Ikada
adalah “menjadi bukti pertama kewibawaan pemerintah RI terhadap
rakyatnya
Dalam rapat Ikada 19 September 1945 Presiden soekarno hanya berpidato selama 5 menit
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
3. Tindakan Tindakan Heroik
Tindakan
heroik diambil oleh bangsa Indonesia sesuai dengan perintah proklamasi,
secara spontan rakyat Indonesia mengadakan tindakan mengambil alih
kekuasaan dari tangan Jepang, baik secara damai maupun kontak senjata..
Dengan tekad bulat bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan.Tujuan
Bangsa Indonesia melucuti tentara Jepang adalah sebagai Berikut
1. untuk mendapatkan senjata sebagai modal perjuangan selanjutnya:
2. untuk mencegah agar senjata Jepang tidak jatuh ketangan Sekutu
3. untuk mencegah agar senjata Jepang tidak digunakan Jepang untuk membunuh rakyat
Beberapa tindakan heroik itu antara lain adalah :
a. Perebutan pangkalan udara bugis (sekarang abdul Rahman Saleh di Malang) pada tanggal 18 september 1945
b. Penurunan Bendera Belanda dari puncak hotel Yamato di Surabaya,tanggal 19 September 1945.
c.Rapat Raksasa di lapangan Ikada
d. Peristiwa Merah Putih di Menado
d. Peristiwa Merah Putih di Menado
Perobekan bendera Belanda Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato Surabaya tanggal 19 September 1945
Sumber : 30 Th Indonesia Merdeka
|
d. Pengumuman Proklamasi Kemerdekaan di lapangan Fukureido (sekarang lapangan merdeka) tanggal 6 oktober 1945
e. Pertempuran lima hari di Semarang (14-19 oktober 1945)
f. Pertempuran Krueng Panjo Aceh tanggal 24 November 1945
g. Pertempuran Bogor, tanggal 8 Desember 1945
h. Pertempuran Cibadak, tanggal 9 Desember 1945
i. Perlawanan rakyat Irian tanggal 14 Maret 1948.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar